
Ponorogo, 28 September 2025 – Keberhasilan MAPALA Abimanyu AKAFARMA Sunan Giri Ponorogo dalam menyelenggarakan Diklat Lanjut dan program konservasi tanaman obat di Desa Pudak Wetan, Kecamatan Pudak, mendapat apresiasi dan ucapan selamat dari berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) se-Kabupaten Ponorogo. Pencapaian ini dinilai sebagai langkah progresif yang memperkuat jaringan dan kontribusi nyata pecinta alam kampus dalam pelestarian lingkungan berbasis kearifan lokal.
Ucapan selamat secara terbuka disampaikan oleh perwakilan dari MAPALA MAHIPA Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMP), MAPALA BATARA GURU STKIP PGRI Ponorogo, dan MAPALA PASCA UIN Ponorogo. Dukungan ini menunjukkan semangat kolaborasi yang kuat di antara komunitas pecinta alam dalam mendorong isu konservasi etnofarmasi.

MAPALA MAHIPA UMP menyoroti nilai edukasi yang tinggi dari program tersebut. “Selamat atas kesuksesan Diklat Lanjut dan aksi nyata konservasi etnofarmasi MAPALA Abimanyu di Desa Pudak Wetan. Inisiatif untuk mendokumentasikan dan melestarikan tanaman obat seperti Tanjung Biru dan Coekan ini adalah bentuk pengabdian masyarakat yang kongkrit. Ini sejalan dengan semangat kami untuk terus berkontribusi pada pelestarian alam Ponorogo. Sukses selalu untuk MAPALA Abimanyu, mari kita terus bersinergi!” tutur Rifki, Ketum MAPALA MAHIPA UMP.
Sementara itu, MAPALA BATARA GURU STKIP PGRI Ponorogo menekankan pentingnya konsistensi. “Apresiasi setinggi-tingginya untuk MAPALA Abimanyu. Kegiatan yang berfokus pada konservasi tanaman obat lokal ini adalah contoh bagaimana pecinta alam dapat menjawab masalah spesifik di komunitas dengan pendekatan keilmuan. Kami dari MAPALA BATARA GURU turut bangga dan termotivasi. Semoga ini menjadi pemicu untuk kolaborasi lapangan yang lebih nyata antar MAPALA di Ponorogo ke depannya,” ujar Gati, Ketum BATARA GURU.
Dari sisi MAPALA PASCA UIN ponorogo, nilai konservasi budaya menjadi sorotan. “Kami mengucapkan selamat dan sukses untuk MAPALA Abimanyu. Apa yang dilakukan tidak hanya menyelamatkan plasma nutfah, tetapi juga menyelamatkan memori kolektif dan kearifan lokal masyarakat Pudak Wetan. Ini adalah kerja besar yang patut diapresiasi. Semoga menjadi inspirasi bagi kita semua untuk lebih dekat dengan alam dan budaya sekitar,” tambah Anif, Ketum MAPALA PASCA.
Merespons apresiasi ini, Ketua MAPALA Abimanyu, Nida Kusumastuti, menyampaikan terima kasih. “Ucapan selamat dan dukungan dari rekan-rekan MAPALA se-Ponorogo ini sangat berarti bagi kami. Ini membuktikan bahwa semangat konservasi dan pengabdian masyarakat adalah bahasa pemersatu kita. Kami terbuka untuk kolaborasi lebih lanjut, mungkin dalam bentuk ekspedisi bersama atau seminar etnofarmasi yang melibatkan lebih banyak kampus. Bersama, dampak kita untuk Ponorogo akan lebih besar.”
Gelombang apresiasi ini mengindikasikan tumbuhnya kesadaran kolektif di kalangan pecinta alam kampus Ponorogo untuk tidak hanya aktif menjalani kegiatan alam, tetapi juga memberikan kontribusi ilmiah dan sosial yang berkelanjutan bagi masyarakat. Ke depan, sinergi seperti ini diharapkan dapat melahirkan program-program konservasi yang lebih masif dan berdampak luas.